Telaga Sarangan terletak di Kabupaten Magetan Jawa Timur dan berada di ketinggian 1.200 meter diatas permukaan laut. Sarangan juga banyak disebut dengan telaga pasir dan mempunyai luas 30 hektar juga kedalaman telaga mencapai 28 meter.
Telaga Sarangan memiliki udara yang sejuk dan cocok untuk yang ada di daerah dengan suhu udara yang panas untuk singgah dan berlibur agar dapat mendapatkan pengalaman yang berbeda.
Pemandangan yang ada di telaga sarangan sangat begitu indah dan asri, bisa dijadikan sebuah relaksasi diri dalam liburan bersama keluarga juga menjadi sebuah rekomendasi traveling yang baik.
Telaga sarangan yang ada di pegunungan dapat menjadi sebuah pemandangan yang menyejukkan juga sulit untuk dirasakan saat berada di daerah kota. Tidak mengherankan juga jika telaga sarangan pada setiap tahunnya bisa menarik ratusan ribu pengunjung.
Sebuah kisah misteri banyak dipercaya oleh warga setempat. Jika awal mula telaga sarangan berawal dari Kyai Pasir juga Nyai Pasir yang sudah lama menikah tetapi belum diberikan keturunan.
Untuk mewujudkan keinginan mereka, Kyai dan Nyai Pasir kemudian pergi untuk bersemedi untuk memohon kepada penguasa alam. Namun ternyata semedi yang dilakukannya dikabulkan dan lahir seorang anak laki-laki kemudian dinamakan dengan Joko Lelung.
Setelah mendapatkan anak, mereka bekerja siang malam untuk memenuhi kebutuhan hariannya. Dengan setiap hari Kyai dan Nyai Pasir menuju ladang dan bercocok tanam dan dengan sesekali mereka pergi menuju hutan. Lama-lama keduanya merasa lelah dan tidak kuat hidup sengsara.
Pada akhirnya mereka semedi dan memohon untuk meminta pertolongan kepada sang penguasa alam semesta, supaya diberi umur panjang dan kesehatan. Berkat kegigihan Kyai dan Nyai PAsir sang penguasa alam mengabulkannya namun dengan memberi syarat untuk menemukan dan memakan telur di dekat ladang supaya keinginannya dapat tercapai.
Mereka berhasil menemukan telur tersebut dan bergegas pulang menuju rumah dan memasak telur itu sampai matang. Lalu mereka mebagi telur itu menjadi dua dan langsung memakannya agar keinginannya terkabulkan. kemudian mereka menuju ladang. Tiba-tiba saja tubuh mereka gatal sampai seluruh tubuh dan mereka berubah menjadi naga besar.
Setelah menjadi naga mereka membuat cekungan yang dapat mengeluarkan air deras. Kyai dan Nyai Pasir berencana menenggelamkan Gunung Lawu. Tetapi niat jahat mereka diketahui anaknya Joko Lelung dan akhirnya Joko Leleung semedi memohon pada sang penguasa alam agar membuat sadar kedua orang tuanya.
Semedi Joko Lelung dikabulkan sang penguasa alam semesta dan pada akhirnya Kyai dan Nyai Pasir menghilang begitu saja. Sampai saat ini telaga itu masih dijaga dua naga yaitu mereka berdua.